ku ingat jasamu ibu
ibu, Sinarmu Tak Pernah Padam
Angka 9 di penghujung perjuangan
Menanti sang buah hati dengan wajah sumringah
Sakit…sakit…dan sakit sekali…tak terkirakan…tapi engkau seolah tak merasakannya
Udara segar kau berikan
Berbangga hati memiliki seorang aku
Bertahtakan mahkota menjadi seorang ibu
Tanganmu yang bertentakel memeluk erat aku yang tak berdaya dengan kasihmu, ibu…
Memperlihatkan langit yang berawan kepada aku, anakmu
Menunjukkan tanah tempat tumpuanku kemudian
Jalan yang berkelok-kelokan kau arahkan
Hamparan padang yang diterpa badai masalah hidup ke depan
Tuturmu terucap.. “anakku, mengertilah kehidupan”
Hari demi hari terlewati olehku dengan kasih dan sayangmu ibu
Aku tumbuh dari suapan tanganmu, pelukan hangat tubuhmu dan anyaman erat kasih darimu
Ibu…engkau berjuang untuk memenuhi protein tubuhku, biar aku sehat dan kuat
Tanpa memperdulikan tubuhmu yang sakit-sakitan dan sesekali mampu terhempas angin,
Aku yang tumbuh besar dan semakin besar
Menjadikan beban menumpuk di pundakmu yang sekarang membungkuk
Engkau selanjutnya di makan usia, tetapi tulang punggungmu tetap bersikeras untuk berdiri,,,
Berdiri untuk aku, anakmu,,,memupuk seorang aku untuk bisa berdiri kokoh sepertimu
Tak perduli dengan apa yang akan di balas oleh aku, anakmu,,,
Ibu…
Kadang kasihmu terabaikan olehku,,,
Tetapi engkau tak pernah marah bu,,,belas kasihmu tetap mengalir kepadaku walaupun aku marah-marah kepadamu
Ibu…
Aku menghapus memori tentangmu hanya karena duniaku yang semakin jelas,,,padahal itu adalah milikmu yang engkau berikan dulu kepadaku
Aku lupa diri,,,aku terkapar dalam kenistaan,,,
Aku sekarang mengetahui jalan hidupku,,,itu karena ibu dulu mendidikku
Aku kuat diterpa ombak masalah dalam hidup silih berganti,,,itu karena ibu dulu mengajariku untuk tegar walau tak makan seharian
Ibu
Kau bagai matahari pagi, menjenguk bumi setiap waktunya tanpa kata terlambat
Melihat bagian mana yang belum tersinari, dan bagian mana yang sudah mendingin…untuk engkau hangatkan kembali
Ibu…
kau penerang hidupku, penyemangat aku ketika sudah mulai putus asa
Apa yang harus kulakukan untuk membalas jasamu
Ibu…
aku tau, engkau tak pernah berharap untuk di balas olehku
Tetapi, biarkan aliran deru tangis anakmu ini mengalir deras…
Menghempas kekhilafan akan semua jasamu yang terlupakan olehku…
Kau matahari yang tak pernah padam, aku ingin memelukmu ibu…menciummu seperti dulu yang kulakukan…membisikkan kata-kata “aku sayang ibu” yang sekarang tak pernah terdengar lagi dari mulutku ini
ibu,
beri aku kesempatan untuk mengulang kata-kataku yang dulu lagi
” Ibu, aku tak sanggup membalas jasamu, maafkan aku bu, aku sayang ibu, aku ingin tetap di pelukan hangat kasihmu seperti dulu lagi bu”
Comments
Post a Comment