Hewan Qurban di Sekitaran Aceh Besar Teridentifikasi Cacing

Foto. Petugas sedang 'menyiangi' daging sapi (02/9/2017).
     
     Beberapa waktu lalu (01/9/2017), tim monitoring hewan qurban telah beroperasi di kawasan desa Lamkeuneung, Darussalam, Aceh Besar (Baca http://fkhunsyiahhariini.blogspot.co.id/2017/09/tim-monitoring-hewan-qurban-aceh-turun.html). Berdasarkan pemeriksaan sementara, yakni antemortem, hewan di desa tersebut layak untuk disembelih. Dan  pada hari berikutnya (kemarin, 02/9/2017), sapi yang berjumlah 5 ekor tersebut sudah mulai 'berjatuhan' dan langsung 'dibereskan' oleh panitia yang bertugas di desa tersebut. 

     Begitu halnya dengan tim monitoring hewan qurban yang bertugas hingga hari pemotongan, segera bergegas memeriksa untuk keperluan data kesehatan. Tim yang beranggotakan 9 orang tersebut langsung 'menyerbu' organ dalam sapi sembelihan. Organ-organ yang diperiksa meliputi :

1. Lambung 
2. Usus
3. Paru-paru
4. Hati
5. Jantung
6. Limpa 
7. Karkas/Daging

     Aspek yang dinilai meliputi, inspeksi (secara melihat), palpasi (secara meraba/memegang langsung) dan insisi (membelah organ). 

Foto. Tim monitoring hewan qurban sedang memeriksa organ dalam sapi qurban setelah disembelih (02/9/2017).

     Berdasarkan data yang diperoleh oleh tim, rata-rata lambung sapi terdapat cacing Paramphistomum sp. Bentuknya agak bulat dan lonjong, dalam jumlah banyak terlihat seperti karangan anggur merah. Menutupi sebagian dinding lambung yang menyebabkan terhambatnya penyerapan makanan terhadap induk semang.

 Foto. Salah satu 'organel' tim monitoring hewan qurban sedang menjalankan tugas, memeriksa lambung dan usus sapi hewan qurban (02/9/2017).

Foto. Penemuan cacing Paramphistomum sp. (menyerupai karangan anggur merah) di bagian lambung sapi qurban (02/9/2017).

     Selain di lambung, organ hati merupakan tempat bersarangnya cacing hati. Salah satu diantara 5 hewan qurban, didapati hatinya sudah rusak dan didiami oleh puluhan cacing hati. Cacing hati yang bersarang di hati dinamakan cacing Fasciola gigantica. Menurut referensi, di Indonesia hanya didapati Fasciola gigantica, sedangkan 'sahabatnya' yakni Fasiciola hepatica belum ditemukan di Indonesia.

Foto. Cacing hati (Fasciola gigantica) berhasil didteksi keberadaannya pada organ hati sapi qurban (02/9/2017).

     Kelainan yang signifikan, belum didapati oleh tim monitoring pada hewan qurban di desa tersebut. Pada organ paru-paru, diketahui adanya Ampisema, namun hal ini bukanlah kelainan yang berarti sehingga organ tersebut tidak bisa dikonsumsi. Dari pihak tim monitoring, menjelaskan kepada warga desa yang bahwa, keberadaan cacing tersebut pada organ-organ tertentu tidak menjadi masalah besar, hanya saja perlu perlakuan khusus dalam menanganinya. Tim monitoring menganjurkan untuk membuang cacing-cacing tersebut, atau membuang bagian organ yang diserang oleh cacing dan bagian bersih lainnya boleh untuk dikonsumsi. Warga desa Lamkeuneung, terlihat sangat antusias menanyakan hal-hal yang tidak mereka mengerti bahkan meminta solusi dari tim tentang cara penanganannya. Salah satu pertanyaan yang dilontarkan warga desa tersebut adalah :

     "Apakah berbahaya kalau cacing-cacing tersebut terkonsumsi?" tanya salah satu bapak-bapak di lokasi pemotongan.

     Dengan sigap siaga, tim monitoring 'berebutan' menjelaskan, yang bahwa sangat berbahaya kalau seandainya mengonsumsi cacing-cacing yang terdapat di dalam organ tersebut. Pasalnya, cacing-cacing tersebut memiliki semacam zat racun di dalam tubuhnya. Kalau seandainya terkonsumsi, salah satu gejala ringan yang ditimbulkan adalah mual, muntah dan kepala menjadi pusing dan sakit. Penjelasan yang begitu panjang lebar akhirnya diterima oleh bapak-bapak tadi dan turut di iyakan oleh warga lainnya. 
     
     Di ujung jam bertugas, akhirnya tim melakukan kunjungan silaturrahmi ke rumah dosen pembimbing tim, yakni Dr. drh. Razali, M. Si sekedar berbincang-bincang hangat. Sambutan yang sangat baik dengan penuh kasing sayang diterima penuh oleh tim, dari bapak dosen dan istri tercinta beliau. 

Foto. Tim monitoring berkunjung sekaligus silaturrahmi ke rumah dosen pembimbing tim, yakni bapak Dr. drh. Razali, M. Si. (02/9/2017).

     Selayaknya penyambutan tamu di hari raya, tim disuguhkan minuman dingin dan kue-kue yang sangat lezat, yang pastinya tidak ditemukan di tempat tinggal tim berdiam (kost). Lelahnya tim bekerja terbayar sudah dengan secangkir minuman dingin dan kue-kue lezat yang sempat habis 'dilahap'. 

Foto. Sesi foto bersama dengan warga desa Lamkeuneung, Darussalam, Aceh Besar tempat tim bertugas, turut hadir dosen pembimbing tim (empat dari kanan) (02/9/2017).

     Di akhir pertemuan, tim monitoring hewan qurban yang bertugas di desa Lamkeuneung mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh lapisan masyarakat, ketua panitia desa, warga yang bertugas, dan khususnya kepada dosen pembimbing yang telah setia mendampingi tim hingga selesai kegiatan. Ucapan terimakasih tim juga disampaikan kepada antar organel tim, atas kerjasamanya dalam beberapa hari ini dalam mengkoordinir berjalannya kegiatan monitoring hewan qurban tahun 1438 H di desa Lamkeuneung, Darussalam, Aceh besar.


Comments

Popular Posts