Penyakit Jantung Hewan (4)

     Perkembangan teknologi terus meningkat dan memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Teknologi terus saja dibutuhkan dan dikembangkan demi mensejahterakan kehidupan manusia dan alam. Sebut saja teknologi yang dikembangkan oleh salah satu Universitas terkemuka di Indonesia, berupa pengolahan feses sapi yang dijadikan sebagai pakan daur ulang. Hal ini sungguh luar biasa, sebanyak 30% kebutuhan pakan sapi terpenuhi dengan pemberian pakan daur ulang tersebut. Selain itu, dari segi ekonomi sangat menguntungkan bagi peternak sapi. Secara kasar, sapi dipaksa mengonsumsi feses sendiri untuk menghasilkan produk daging.

     Dari sisi lain, daging yang dihasilkan oleh sapi yang dipeliharaan sedemikian rupa, dikhawatirkan memiliki struktur genetik yang berbeda. Susunan genetik pada daging dapat mempengaruhi perubahan dan mutasi gen bagi konsumen. Naasnya, masyarakat konsumtif  tidak sepenuhnya selektif terhadap produk daging yang dibeli di pasaran. Daging hasil awetan yang sudah lama, bukan hasil sembelihan, tidak halal, kurang higienis, dijual ditempat terbuka dan berasal dari hewan dengan pemeliharaan teknologi yang tidak biosafety merupakan salah satu faktor mutasi gen pada manusia. 

     Manusia yang telah terlanjur mengonsumsi produk daging yang tidak biosafety, menyebabkan beberapa perubahan ditubuhnya akibat mutasi gen. Perubahan yang terjadi dapat berupa sistem imunologi, dan bentuk sel darah. Alhasil, sistem imun tubuh sudah tidak dapat mengenal lagi protein tubuh, disebabkan adanya gugus rantai protein yang terpotong, ditambah, ataupun diganti oleh gen yang baru. 

     Sebut saja eosinofil, yang bertugas membunuh bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Lambat laun, eosinofil akan membunuh protein tubuh sendiri karena sistem pengenal pada protein tubuh sudah tidak ada. Produk dari pemecahan tersebut menempel ke dinding-dinding pembuluh darah. Lama - kelamaan, detak jantung akan semakin kuat dikarenakan pembuluh darah yang menyempit. Dan akhirnya menyebabkan pembuluh darah pecah pada bagian-bagian tertentu di dalam tubuh. Apabila menyerang otak, maka akan mengakibatkan stroke, gangguan saraf, dan disfungsi alat ekstremitas tubuh. Begitu juga dengan bagian organ-organ lainnya. Untuk lebih jelas, silahkan lihat gambar di bawah ini :

Gambar 1. Penumpukan plak yang berasal dari lemak tubuh, mengakibatkan diameter pembuluh darah menyempit. Sehingga tubuh kekurangan oksigen karena sedikitnya darah yang bisa disalurkan ke seluruh tubuh. Atau bisa juga plak berasal dari protein-protein yang dipecahkan oleh eosinofil, lalu menempel di dinding pembuluh darah.



    
Gambar 2. Selain dinding pembuluh yang menebal, penyempitan pembuluh darah dapat juga terjadi dengan mengelupasnya dinding pembuluh darah yang terdapat plak.

Gambar 3. Isi plak keluar dari tempatnya

Gambar 4. Plak yang kemudian membesar dan menutupi diameter pembuluh darah tersebut dinamakan juga dengan trombus.

Gambar 5. Lama-kelamaan trombus dapat melemahkan pembuluh darah dan menyebabkan pembengkakan sekaligus pembuluh darah menonjol keluar yang disebut dengan Aneurisme. 

Gambar 6. Dan akhirnya Aneurisme pecah, mengakibatkan pendarahan dalam yang parah. Apabila terjadi pada organ otak, maka bagian organ yang diinervasi saraf olehnya akan terganggu. Berbagai efek dapat ditimbulkan olehnya, seperti stroke, lumpuh, kegagalan jantung, pembengkakan pada kaki, dan juga gangguan ginjal.

     Demikian dijelaskan proses kelainan dan gangguan pada jantung secara umum pada manusia maupun hewan. Jantung organ yang sensitif dan sangat penting perannya dalam menyediakan oksigen ke seluruh organ tubuh. Oleh karena itu, kegagalan jantung dapat menyebabkan kematian mendadak tanpa bisa ditolerir lebih lanjut. Sehingga perlu sikap kehati-hatian dalam menjaga kesehatan jantung, lebih-lebih pada hewan yang sangat kita sayangi.

Wassalam...Semoga bermanfaat. Silahkan kritik, komentar dan berikan saran untuk kesempurnaan isi artikel...

Sumber : My Health dan Ringkasan Kuliah dg Dosen FKH Unsyiah (Dr. drh. T. Fadrial Karmil, M.Si)

Comments