Pelepasan TIM Pemantau Hewan Qurban Oleh Pemerintah Kota Banda Aceh (2)
Foto. Mahasiswa Kedokteran Hewan selaku partisipan sekaligus bertugas sebagai pemantau hewan qurban
sedang mengikuti acara pelepasan dari pemerintah daerah Kota Banda Aceh
beberapa waktu lalu(30/8/2017).
“Kami dari pihak civitas, sangat siap untuk mendukung
peningkatan perekonomian pemerintah Aceh melalui produk-produk hasil olahan
asal hewan. Seperti nugget, sossis, dan usaha menengah lainnya dan kami
berharap kedepannya Aceh bisa mengimpor daging dan mengekspor produk yang siap
konsumsi” harap beliau.
Dari pihak pemerintah Kota Banda Aceh, kata sambutan
disampaikan langsung oleh bapak Drs. H. Zainal Arifin. Dalam kata sambutannya,
beliau menyinggung persoalan yang terjadi mengenai identitas Aceh yang
dipercayakan sebagai pelopor produk halal oleh pemerintah Indonesia, malah
‘direbut’ oleh Nusa Tenggara Barat karena mereka lebih maju dibandingkan dengan
Aceh. Beliau mewakili pihak pemerintah Kota Banda Aceh, turut mengapresiasi
kegiatan yang seperti ini.
Foto. Tampak
Wakil Walikota Banda Aceh Drs. H. Zainal Arifin sedang memberikan kata
sambutannya di acara pelepasan peserta monitoring hewan qurban di Balai Kota
Banda Aceh (30/8/2017).
“Kami terus mendukung kegiatan-kegiatan positif yang seperti
ini, dan kedepannya diharapkan bisa
lebih baik lagi, dan pihak pemerintah selalu siap membantu” tuturnya.
Tidak luput dari perhatian beliau terhadap faktor yang menyebabkan sedikitnya
investor yang mau menanamkan modalnya di Tanah Rencong ini. Menurut beliau,
investor masih kurang yakin terhadap sistem keamanan yang ada di Aceh. Terakhir
beliau menambahkan, yang bahwa dibutuhkan 3 unsur utama untuk menghasilkan
daging yang baik, tidak cuma halal dan thoyyib, tetapi juga mubarakah (memberi
berkah). Menanggapi harapan dari pihak civitas terhadap produk olahan asal
hewan, beliau menyambut dengan sangat antusias,
“Kami juga berharap, kedepannya orang Aceh yang pergi
berhaji di jazirah Arab sudah bisa menikmati Kuah Beulangong (kari kambing khas Aceh), Kuah Plik U (Kuah yang dimasak dengan menggunakan patarana sebagai
bumbu utamanya), Sie Reuboh (daging
rebus) dan produk lokal lainnya. Semua sudah bisa dinikmati disana, karena kita
sudah bisa ‘mengalengkannya sendiri”, harapnya.
Comments
Post a Comment