TIM Monitoring Hewan Qurban Aceh Turun Lapangan (Idul Adha 1438 H)
Foto. Pemeriksaan antemortem (sebelum disembelih) beberapa waktu lalu di desa Lamkeuneung, Darussalam, Aceh Besar (01/9/2017).
Mengingat maraknya penyakit zoonosis baru-baru ini yang menyerang sapi di daerah Aceh, pihak kampus Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala tepatnya UKM HIMPHARSIA (Unit Kegiatan Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Pecinta Hewan Ruminansia) langsung 'menerjunkan' timnya untuk melakukan pemantauan langsung ke lapangan. Dimana beberapa waktu silam, tim pemantauan telah diberikan izin resmi oleh pihak pemerintah Kota Banda Aceh untuk melakukan kegiatan tersebut (Baca : Pelepasan TIM Pemantau Hewan Qurban Oleh Pemerintah Kota Banda Aceh, ... http://fkhunsyiahhariini.blogspot.co.id/2017/09/pelepasan-tim-pemantau-hewan-qurban_2.html ).
Tim pemeriksa hewan qurban dikirim ke seluruh gampong di Kota Banda Aceh dan sebagian Aceh Besar. Satu tim monitoring terdiri dari, Dosen Pembina, Dokter Hewan Muda, Koasistensi Dokter Hewan, Mahasiswa Partisipan dan Panitia Pelaksana.
'Organel' dari tim, masing-masing memiliki peran penting. Mahasiswa partisipan bertugas mengecek fisik dan semua kebutuhan data yang tersedia di kuesioner yang telah dibagikan oleh panitia sebelumnya. Hal-hal yang tidak dimengerti, langsung ditanyakan kepada Dokter Hewan Muda dan Koasistensi Dokter Hewan. Tidak memiliki perbedaan jauh antara Dokter Hewan Muda dengan Koasistensi Dokter Hewan, hanya saja Koasistensi Dokter Hewan adalah calon dokter hewan muda yang dalam waktu dekat akan mendapat gelar drh. Sedangkan Dokter Hewan Muda adalah sebutan untuk Koasistensi Dokter Hewan yang baru mendapat gelar drh. Semua kegiatan dipantau langsung dibawah bimbingan seorang dosen yang pakar dibidang KESMAVET (Kesehatan Masyarakat Veteriner).
Desa Lamkeuneung, Darussalam, Aceh Besar adalah tempat 'mimin' bertugas, dibimbing langsung oleh seorang dosen yang pakar di bidang KESMAVET, beliau adalah bapak Dr. drh. Razali, M. Si. (Lihat profil beliau di ... http://fsd.unsyiah.ac.id/razalikesmavet/ ). Kegiatan pemeriksaan antemortem berjalan dengan lancar, hal ini tidak luput dari bantuan seluruh teman-teman dalam tim dan juga arahan dari dosen pembimbing. Sapi yang diperiksa sebanyak 5 ekor, semua berjenis kelamin jantan.
Beberapa aspek yang diperiksa adalah meliputi, bagian hidung, mata, mulut, anus, perkiraan berat badan, umur dan jenis kelamin. Tidak luput juga seluruh lubang kumlah dilihat secara seksama. Sebanyak 5 sapi di desa Lamkeuneung, Darussalam, Aceh Besar terbukti sehat, dengan parameter sebagai berikut :
1. Hidung : Permukaan licin, lembab dan sedikit basah, tidak adanya cairan atau semacamnya yang keluar dari hidung, dan pernafannya tidak terengah-engah.
2. Mata dan Sekitarnya : Bola mata bersih, bercahaya, berenergi, sekelilingnya licin dan tidak terdapat kotoran yang menutupi bola mata.
3. Mulut : Dapat menutup secara normal, nafsu makan normal, air liur cukup untuk membasahi rongga mulut (palpasi), memiliki bentuk simetris dari segala sisi.
4. Anus : Bersih dan tidak terdapat feses yang mengotori bagian pantat, tidak terdapat caplak.
5. Berat badan : Diperkirakan 200 kg, perkiraan ini merujuk kepada perkiraan dari dosen pembimbing, yaitu berkisar antara 200-300 kg.
6. Umur : Umur sapi berkisar antara 2-4 tahun. Hal ini dibuktikan dengan melihat pertumbuhan gigi pada masing-masing sapi dengan melakukan palpasi langsung melalui rongga mulut.
Foto. Tim pemantauan hewan qurban dari desa Lamkeuneung, Darussalam, Aceh Besar sedang melakukan palpasi gigi sapi dalam penentuan umur. Tampak di dalam foto, mahasiswa partisipan (kiri) bersama Koasistensi Dokter Hewan (Tengah dan Kanan) sedang berusaha membuka rongga mulut sapi (01/9/2017).
7. Jenis Kelamin : Jantan, (berdasarkan inspeksi organ kelamin).
8. Lubang kumlah : Seluruhnya normal, tidak terdapat tanda-tanda bekas keluar lendir, cairan submukosa atau semacam bercak darah.
Akhirnya, hasil pemeriksaan menyebutkan bahwa, sapi layak untuk disembelih dan terbebas dari penyakit zoonosis. Sesuai arahan dari panitia pemantauan, sebagai bukti layak sembelih, tim memberikan Label Layak Sembelih pada masing-masing hewan qurban yang telah diperiksa. Hal ini perlu dilakukan sebagai bukti kerja nyata dan diharapkan warga gampong dapat bekerja sama selama pemantauan berlangsung.
Foto. Tim monitoring hewan qurban dari desa Lamkeuneung, Darussalam, Aceh Besar mengadakan sesi foto bersama setelah melakukan pemeriksaan antemortem (sebelum disembelih).
Kegiatan pemantauan hewan qurban di desa Lamkeuneung, Darussalam, Aceh Besar diakhiri dengan sesi foto bersama dengan ketua panitia hewan qurban, warga gampoeng dan seluruh jajaran tim monitoring hewan qurban yang bertugas di gampoeng tersebut. Harapan dari semua pihak, semoga kegiatan seperti ini dapat berlangsung di setiap hari raya qurban di tahun berikutnya.
Silahkan tinggalkan kritik, saran, dan komentar ... share ke teman-teman kalau info ini bermanfaat.
Comments
Post a Comment