Penyakit Jantung Hewan (3)

     Secara normal, jantung memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah besar aorta dan vena portae secara bergantian. Darah dari seluruh tubuh akan masuk ke vena portae, lalu masuk ke atrium dextra dan ventrikel dextra yang akan dilalukan melalui arteri pulmonalis ke paru-paru.

Gambar 1. Darah dari seluruh tubuh masuk melalui vena portae menuju jantung, lalu dibawa ke paru-paru

     Setelah proses pertukaran CO2 dengan O2 di paru-paru berlangsung, darah dilalukan kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Darah dari paru-paru yang memilliki konsentrasi oksigen tinggi, akan disalurkan ke seluruh tubuh melalui aorta. Proses ini akan berlanjut sampai seterusnya, tanpa ada pencampuran antara darah venole (darah yang konsentrasi CO2-nya lebih tinggi) dengan darah arteriole (darah yang konsentrasi O2-nya lebih tinggi).

Gambar 2. Darah dari paru-paru dilalukan kembali ke jantung melalui vena pulmonalis

     Namun, bagaimana sebaliknya, apabila bercampur darah arteriole dengan darah venole?. Kejadian seperti ini merupakan sebuah kelainan pada jantung yang bisa diperdapatkan pada bayi yang baru lahir. Saat masih dalam janin, paru-paru pada bayi masih belum berfungsi karena sistem pernafasannya belum aktif. Kebutuhan oksigen pada bayi diperdapatkan melalui pertukaran darah dengan induk melalui umbilicus cord. Sehingga diantara vena portae dan aorta terdapat saluran penghubung yang dinamakan dengan "duktus arteriosus". Duktus tersebut berfungsi untuk melalukan darah dari tubuh janin ke tubuh induk demi kepentingan pertukaran oksigen. 
     
     Saat bayi lahir, rangsangan pertama yang diekspresikan adalah "menangis".  Hal ini wajar saja, karena terdapat perbedaan tekanan dalam tubuh, dan rasa sakit yang berlebihan akibat tubuh bayi dipaksa untuk mendapatkan oksigen sendiri melalui bernafas. 


Gambar 3. Ductus Arteriosus

     Tekanan yang 'hebat' dalam tubuh menyebabkan tertutupnya duktus arteriosus untuk selamanya. Sehingga pencampuran darah venole dengan darah arteriole tidak akan pernah terjadi.

     Tetapi, ada juga pada sebagian bayi yang baru lahir tidak ada reflek "menangis", atau pada bayi hewan tanpa ada tanda-tanda bersuara, maka berhati-hatilah. Salah satu yang dikhawatirkan dari kejadian seperti ini adalah, tidak tertutupnya duktus arteriosus, sehingga darah yang mengalir akan bercampur (venole dengan arteriole). Lihat gambar di bawah ini :

Gambar 4. Darah dari paru-paru dialirkan ke seluruh tubuh melalui aorta, namun masuk kembali melalui duktus arteriosus ke ventikel dekster dan kembali lagi ke paru-paru. Lama-kelamaan beban jantung semakin berat, karena volume darah dari paru-paru yang masuk ke ventrikel sinistra semakin banyak. Sehingga menyebabkan ventrikel sinistra harus bekerja ekstra untuk memompa darah ke seluruh tubuh. (Darah yang dibawa memiliki konsentrasi oksigen yang rendah, biasanya menyebabkan sesak pada hewan karena kekurangan oksigen).

     Penyakit congenital (keturunan) jantung lain pada hewan adalah "Kecacatan pada Septum Ventrikel". Sama halnya dengan PDA, yaitu bercampurnya darah arteriole dengan venole akibat septum pada ventrikel mengalami kecacatan (kebocoran). Lihat gambar di bawah ini :

Gambar 5. Kecacatan pada septum ventrikel jantung (bocor jantung).

     Selain gangguan pada jantung, pembuluh darah juga dapat terganggu bahkan pecah. Proses pecahnya pembuluh darah, dapat dilihat di bawah ini : ... (Lanjut Baca  http://fkhunsyiahhariini.blogspot.co.id/2017/09/penyakit-jantung-hewan-4.html) 

    
Semoga bermanfaat, silahkan kritik, saran dan komentar demi kelengkapan isi artikel yang lebih baik lagi....terimakasih, wassalam.

Sumber :
     (My Health)
 (Rangkuman Kuliah dengan Dosen FKH, Unsyiah _ Dr. drh. T. Fadrial Karmil, M.Si)

Comments